Sebuah Refleksi

Saya merasakan dunia makin mempercepat laju radiansinya. Saya pikir, ini masih 2009 menuju 2010. Ketika pikiran saya belum dijejali impian-impian yang hampir nyata. Tapi saya salah besar. Ini penghujung 2010 menuju 2011. Beberapa target yang saya kejar tercapai -sampai saya lupa bahwa saya telah lunas terhadap target itu.

Entah cuma saya yang merasakan ini atau ada kah yang lain? Bodohnya, saya masih saja santai. Seolah pergolakan pengejaran target itu tiada. Ruhnya lenyap.

Saya berulangkalinya menuding-nuding diri saya sendiri. Tapi, berulangkalinya saya terperosok di lubang yang sama. Malah menikmati dalamnya perosok yang melesap dalam itu. Saya terlalu terbuai dalam impian. Tapi laku saya sekarat. Hati saya berkarat.

Faghfirlii, robb. Faghfirlii. .

~hitungan detik menyaksikan ikrar perubahan saya. Allah . . . . !

0 Responses