Sebuah Refleksi

Saya merasakan dunia makin mempercepat laju radiansinya. Saya pikir, ini masih 2009 menuju 2010. Ketika pikiran saya belum dijejali impian-impian yang hampir nyata. Tapi saya salah besar. Ini penghujung 2010 menuju 2011. Beberapa target yang saya kejar tercapai -sampai saya lupa bahwa saya telah lunas terhadap target itu.

Entah cuma saya yang merasakan ini atau ada kah yang lain? Bodohnya, saya masih saja santai. Seolah pergolakan pengejaran target itu tiada. Ruhnya lenyap.

Saya berulangkalinya menuding-nuding diri saya sendiri. Tapi, berulangkalinya saya terperosok di lubang yang sama. Malah menikmati dalamnya perosok yang melesap dalam itu. Saya terlalu terbuai dalam impian. Tapi laku saya sekarat. Hati saya berkarat.

Faghfirlii, robb. Faghfirlii. .

~hitungan detik menyaksikan ikrar perubahan saya. Allah . . . . !

Read More..

Memilih Langkah

2011
adalah bilangan
yang melewati dua milenium
lewat sepuluh
dengan penuh coretan sejarah luka-luka perang kegemilangan panglima berjuta si miskin papa yang disuapi kerontang di pinggiran kota-kota megah yang menyembunyikan orang-orang berdasi anak-anak laki yang berpipi gempal perempuan yang bertubuh sintal daging-daging yang terbuang sebab penyakit liar mematikan

tahun-tahun
telah begitu menua
anak-anak zaman
banyak kehilangan ibunya
-emansipasi sesekali menggerogot mahkota ibu dari perempuan
dan bayi-bayi
tak ingat kalau mereka punya keperkasaan ayah

entahlah,
bahkan cinta hanya tersisa kata-kata. benci menjelma angkara. aku bingung mengeja kasih dengan apa. membilang rindu sedalam apa. 2010 habis tenggelam bersama akhlak yang doyong akidah. korupsi memutilasi hukum peradaban. kolusi nepotisme mengerak di labia kantoran. rakyat menjerit-jerit di bui kolong jembatan. segala kebutuhan melangit maka rakyat melata-merangkak menggapainya. sedang pejabat kotor tertawa menyapa kota-kota angkuh di seberang benua lupa di negaranya memegang hak manusia.

ah,
tapi harapan itu terus selalu ada
tinggal memilih
: diam meratapi bangsa ; berevolusi buat berubah ; atau mati menjadi bangkai sejarah

01012011
kota begitu khidmat membuka awal tahun

Read More..

Sebelum Temaram Setelah Petang

malam ini
kemerdekaan bukan milik udara tigapuluh empat derajat
bahkan busurnya
tak sempat membayang
petang dan temaram

05012011

Read More..